"Di bekas negara kita muncul negara fiktif, bahasanya adalah bahasa orang lain, daerahnya adalah negara-negara orang lain. Negara dalam negara. Tapi kemudian akhirnya kembali digantikan dengan Negara Pajajaran model baru. Kapan itu muncul? Cari Kian Santang yang lahirkembali dari daerah yang bergejolak karena pemuda gendut gusdur, untuk mengarahkan kalian." - Prabu Siliwangi dalam uga wangsit.
3000 rakyat nusantara bersedia dipimpin orang asing yaitu Westerling untuk berperang melawan Indonesia. Itu menunjukkan kebenaran serat dari tanah sunda tersebut. Ratu Adil yang adalah Damarwulan, Kian Santang, dan Nabi Isa akhirnya kembali lahir lagi untuk menjadi sultan dari synergy tiga kerajaan nusantara. Adapun istilah sultan yang artinya adalah raja dari kaum Islam tidak menjadi masalah, karena dulu istilah sunan pun adalah pemberian dari Damarwulan untuk para wali, sama seperti di Tibet, istilah Dalai Lhama bukan istilah buddhism karena pemberian dari raja mongolia. Sultan Herucakra bukan muslim tapi ia boleh memakai istilah tersebut.
"Kemudian kelak akan datang Tunjung putih semune Pudak kasungsang.
Lahir di bumi Mekah. Menjadi raja di dunia, bergelar Ratu Amisan,
redalah kesengsaraan di bumi, nakhoda ikut ke dalam persidangan." - Musarar.
"Di bumi mekkah ia lahir" - Jayabaya.
"Daerah tempat ribut senegara karena pemuda gendut gusdur" - Uga Wangsit.
Tunjung = kumparan
Putih = putih
Semune = semua
Pudak = makhluk gaib
Kasungsang = anakbuah
Jadi
artinya: Orang bermuka banyak kumparan putihnya pertanda praktisi ilmu
ulat sutra yang semua makhluk gaib adalah anakbuahnya.
Satrio = Pendekar
Pinandito (pandito) = gelar orang yg mengajarkan ajaran Shiva.
Sinisihan (sing isian) = yang isinya
Wahyu = firman.
Jadi artinya: Pendekar aliran Shaivism yang mengajarkan firman Tuhan.
"Kesandung kesampar akeh wong ketambuhan
Karsaning Hyang Sukma, akarya buwana balik.
Sileme prahu gabus kumambanging watu item."
(sering mendapat masalah dalam kehidupan tak ada orang yang mengira siapa dia
Berkat Tuhan, semua dibalikkan.)
"Hiya iku tunjung putih kanjeng nabi isa, sing wis adu wirang nanging kondang.
cina eling seh seh kalih pinaringan sabda hiya gidrang-gidrang."
(itulah Ketua Teratai Putih Nabi Isa, yang sudah susah tapi akhirnya terkenal.
Orang-orang Cina akhirnya teringat bahwa inilah calon Metteya Buddha yang diramalkan, akhirnya ramai-ramai berperang.)
Petunjuk dari Ida Pandita Mpu Paramadaksa Purohita:
"Om swastiastu,
Saya
sudah meramalkan nasib Negara Kesatuan Republik Indonesia tahun 2016.
Tahun lalu, tanggal 6 Januari 2015 Hyang Dewi Dhanu menitahkan ke Danau
Sarangan di perbatasan Jawa Timur dan Jawa Tengah, untuk mendo’akan
masyarakat yang dulunya adalah masyarakat Majapahit. Tahun 2016 di
tanggal ultahku, Hyang Sabdapalon menitahkan memberi petunjuk kepada
umat Nusantara.
Ramalan ini bermula dari Umbul Jumprit, Temanggung
Jawa Tengah, didatangi para Leluhur dan Manifestasi Dewa,
menganugerahkan banyak petuah. Waktu itu Beliau bersabda bahwa Sang
Budha Masa Depan yang bertulang tengkorak emas disebut sebagai Budha
Maetreya, yang tak lain adalah Imam Mahdi II, Ratu Adil dan berbagai
sebutan lainnya telah muncul di bumi ini."
No = Sukarno, 5 tahun.
To = Suharto, 5 tahun.
No = Yudhoyono, 5 tahun.
Go = ?
Ro = ?
Jokowi
jelas tak akan bertahan sampai 5 tahun, dan akan segera dijatuhkan oleh
pemimpin lain, dengan alasan namanya tidak masuk ke dalam ramalan
notogoro.
Selanjutnya kata goro akan diisi oleh ratu adil dan wakilnya yaitu:
Go = Ki Agoeng (Presiden Negara Indonesia, Sultan Negara Pajajaran Baru). - Jatidiri: PARIKESIT asli. Agama: Buddhism.
Ro = Dewantoro (Wakil Presiden Negara Indonesia) - Jatidiri: SATASAMA (cucu Pandawa). Agama: Kristen.
"Ratu Adil iku kanjeng Nabi Isa Buddha Wekasan. Kang wus katon nebus dosanira, paringane
Gatotkaca Sayuto." (Ratu Adil itu calon Buddha Metteya dimasa datang
yaitu Nabi Isa yang memegang Ilmu Tapak Buddha dengan jurus terakhirnya
10.000 Buddha Menghadap Shakyamuni Buddha) - Serat Jayabaya.
1. Lahir di daerah konflik bumi mekkah ("bumi mekkah denna lair. ribut sanegara budak buncireng.")
2. Pindah ke Yogyakarta ("akedaton ing tengah-tengahing bumi mataram, kedatone sepi tanpa sarana.")
3. Pindah dari Yogya ke Banyuwangi ("sabdo palon kembali ke banyuwangi" - serat Sabdo Palon).
4. Dari Banyuwangi pindah ke Lebak Cawene Jawa Barat ("kian santang pergi ke lebak cawene" - Uga).
5. Dari Lebak Cawene pindah ke Ngawi ("rumahnya di kaki lawu sebelah sungai" - jayabaya)
6. Dari Ngawi membuka kraton kembar Ngawi-Jerusalam ("kedatone ing jawa satunggal, ing mekah sawiji" - Jayabaya).
Setelah
meninggal sebagai Damarwulan atau Brawijaya II, Nabi Isa hidup lagi
sebagai Raden Kian Santang. Jadi merupakan kelanjutan orang yang sama.
"Kaula deu nginjem ngaram, nu engkena salin rupa. Nudijurung ku Sanghyang Batara Kala turun jadi budak angon." -
("Aku hendak tukar nama, pikiran masih kelanjutan yang dulu. Sudah
ditugaskan Tuhan Vishnu bahwa aku Batara Kala turun ke bumi jadi bocah
angon") - Pantun Bogor
"Engké, mun geus témbong budak angon!
Ti dinya loba nu ribut, ti dapur laju salembur, ti lembur jadi
sanagara! Nu barodo jaradi gélo marantuan nu garelut, dikokolotan ku
budak buncireung!" (Bocah angon muncul dari dari daerah yang bergejolak karena referendum yang dipimpin gus dur) - Uga Wangsit Siliwangi
"Bumi mekkah denna lair." - Jayabaya.
"sadurunge ana tetenger lintang kemukus lawa
ngalu-ngalu tumanja ana kidul wetan bener
lawase pitung bengi,"
Sebelumnya lewat komet ISON, sebagai tanda Jesus sudah mulai mengatur kabinetnya.
"dunungane ana sikil redi Lawu sisih wetan
wetane bengawan banyu."
Setelah
berpindah dari Yogyakarta ("akedaton ing tengah-tengahing
mataharam"), ke Lebak Cawene ("pindah ke lebak cawene"), akhirnya
pindah ke Hutan Ketonggo di kaki Lawu disamping sungai. Saat ini masih
di Yogyakarta.
"ing ngarsa Begawan
dudu pandhita sinebut pandhita
dudu dewa sinebut dewa
kaya dene manungsa
dudu seje daya kajawaake kanti jlentreh
gawang-gawang terang ndrandhang."
Didepan
begawan bukan biksu dianggap biksu, bukan dewa dianggap dewa. tapi
ia selalu menjelaskan menurut logika manusia, semua yang kabur pun
menjadi jelas.
"aja-aja kleru pandhita samudra
larinen pandhita asenjata trisula wedha
para pandhita hiya padha muja
hiya iku kanjeng nabi isa putrane batara indra kang pembayun
kadherekake sabdo palon lan naya genggong"
Jangan salah biksu bumi mekkah, cari biksu bumi mekkah yang bersenjata trisula veda.
Semua biksu memuji, itulah Nabi Isa putra Yahweh paling sulung. Didampingi Semar dan Narada.
Ki
Ageng Pandan Arang adalah bupati pertama Semarang. Sepeninggal Ki
Ageng Pandan Arang, putranya, Pangeran Mangkubumi, menggantikannya
sebagai bupati Semarang kedua. Alkisah, ia menjalankan pemerintahan
dengan baik dan selalu patuh dengan ajaran – ajaran Islam seperti
halnya mendiang ayahnya. Namun lama-kelamaan terjadilah perubahan. Ia
yang dulunya sangat baik itu menjadi semakin pudar. Tugas-tugas
pemerintahan sering pula dilalaikan, begitu pula mengenai perawatan
pondok-pondok pesantren dan tempat-tempat ibadah.Sultan Demak Bintara,
yang mengetahui hal ini, lalu mengutus Sunan Kalijaga dari
Kadilangu, Demak, untuk menyadarkannya. Terdapat variasi cerita
menurut beberapa babad tentang bagaimana Sunan Kalijaga menyadarkan
sang bupati. Namun, pada akhirnya, sang bupati menyadari
kelalaiannya, dan memutuskan untuk mengundurkan diri dari jabatan
duniawi dan menyerahkan kekuasaan Semarang kepada adiknya.Pangeran
Mangkubumi kemudian berpindah ke selatan (entah karena diperintah
sultan Demak Bintara ataupun atas kemauan sendiri, sumber-sumber
saling berbeda versi), didampingi isterinya, melalui daerah yang
sekarang dinamakan Salatiga, Boyolali, Mojosongo, Sela Gringging dan
Wedi, menurut suatu babad. Konon sang pangeran inilah yang memberi
nama tempat-tempat itu). Ia lalu menetap di Tembayat, yang sekarang
bernama Bayat, Klaten, dan menyiarkan Islam dari sana kepada para
pertapa dan pendeta di sekitarnya. Karena kesaktiannya ia mampu
meyakinkan mereka untuk memeluk agama Islam. Oleh karena itu ia
disebut sebagai Sunan Tembayat atau Sunan Bayat.Begitulah kisahnya.
Disebutkan bahwa lokasi Ratu Amisan tadi di dekat Gunung Perahu, ada
yang mengartikan gunung perahu itu adalah Tangkuban Perahu di Jawa
Barat ada juga yang mengartikan Gunung Perahu di Dieng. Kemudian
banyak dari para pencari Ratu Adil/Ratu Amisan, mengatakan bahwa
“Semarang Tembayat” adalah di Semarang Bagian Barat Daya. Ada yang
mengartikan itu adalah daerah di dekat Gunung Perahu di Pegunungan
Dieng. Ada yang mencoba mengartikan tempat yang dimaksut adalah di
Jabalkat, Bayat, Klaten tempat kuburan dari Sunan Bayat tapi
kemudian menganulirnya karena menganggap Klaten sangat jauh dari
Gunung Perahu.
“Di
Semarang Tembayat itulah yang mengerti/memahami lambang tersebut.”
Begitulah Prabu Joyoboyo tuliskan, artinya kita harus pecahkan dulu
teka-teki “Semarang Tembayat” ini. Dalam cerita Sunan Bayat tadi
disebutkan bahwa beliau berjalan/pindah dari Semarang ke Bayat memenuhi
perintah Sunan Kalijaga. Kemudian beliau meninggal dan dikuburkan
di Bukit Jabalkat, Bayat, Klaten. Tapi di Klaten tidak kita temui
Gunung Perahu, yang kita temui Cuma bukit-bukit saja. Hmmm... coba
kita cari lebih giat lagi. Coba kita googling “Bayat Klaten Perahu”,
maka kita akan terkejut, bahwa di Klaten ada miniatur kembaran
Gunung Tangkuban Perahu yang bernama Watu Prau (Batu Perahu).
Di
watuprau ini terdapat fosil-fosil dan bermacam-macam batuan,
diantaranya adalah Fosil Kece (Kerang Sungai), menurut orang sekitar
fosil kerang sungai yang mirip uang logam tersebut adalah uang dari
Joko Tuo tadi yang membatu bersama perahu yang ditendangnya kemudian
terbalik.Sekarang Watu Prau menjadi milik Fakultas Geologi UGM yang
digunakan sebagai sarana penilitian. Diatas Watu Prau telah ada
lobang bor guna mengambil sampel isi batuan tadi. Menurut kabar,
Watu Prau ini batuan yang usianya sangat tua dan mengandung mineral
dan fosil yang menarik untuk diteliti, bahkan dari Luar Negeri pun
ikut melakukan penelitian. Tapi belum ada hasil penelitian yang di
publish atas Watu Prau ini. Kalau melihat bahwa ada Fosil Kerang
Sungai di Watu Prau maka bisa diambil kesimpulan sementara bahwa
dulu disitu adalah bekas aliran sungai.Mencari Tempuran (Pertemuan 2
Sungai)Coba kita cari pertemuan 2 sungai (tempuran) di Klaten, kita
dapatkan pertemuan sungai Bengawan Solo dan Kali Dengkeng, tepatnya
di Desa Serenan, Kecamatan Juwiring, Klaten. Kok, agak jauh dari
Bayat. Coba kita cari lagi. Sekarang kita coba dengan Wikimapia.org
untuk mencari tempuran di Klaten, setelah kita pelototi peta Klaten
akhirnya dapat juga “tempuran”. Ada nama Dukuh Tempuran Kulon dan
Tempuran Wetan di Desa Kampung, Kecamatan Ngawen, Kab. Gunung Kidul.
Dukuh Tempuran terletak di sebelah selatan Bayat, Klaten dan
jaraknya cukup dekat. Silahkan lihat di Google Earth. Tapi cukup
bingung juga, di Dusun Tempuran tadi, lewat Google tidak kita
temukan pertemuan 2 sungai (tempuran). Banyak tempat di Jawa yang
bernama tempuran, dan diberi nama itu karena lokasinya dekat dengan
pertemuan 2 sungai. Tempuran sendiri berarti bertemunya/bertempurnya
arus 2 sungai. Maka bisa kita ambil kesimpulan bahwa nama Dusun
Tempuran tadi punya sejarah, kemungkinan besar dulu tempat tersebut
adalah pertemuan 2 sungai yang sekarang sudah mengering atau
tertibun. Ingat Watu Prau yang ada fosil Kerang Sungai tadi? Berarti
disitu dulu pernah ada sebuah sungai yang sekarang
kering/tertimbun.Kita lanjutkan petualangan kita dengan
wikimapia.org, setelah bayat dan tempuran, coba kita geser ke barat
daya sedikit. Disana ada Gunung Api Purba Nglanggeran. Letaknya di
Patuk, Gunung Kidul. Gunung ini sudah tidak aktif lagi setelah dulu
pernah meletus dahsyat. Menurut penelitian usianya lebih tua dari
Merapi, bahkan waktu Gunung Nglanggeran masih aktif, Gunung Merapi
belum ada. Dan sudah menjadi pengetahuan kita semua, bahwa Gunung
Berapi dibawahnya mengalir sungai-sungai. Seperti Gunung Arjuno yang
dibawahnya mengalir sungai arjuno, atau Kaligendol, Kali Code yang
mengalir dari Gunung Merapi. Dusun Tempuran tadi berada di timur
Gunung Api Purba Nglanggeran, jadi sangatlah mungkin bahwa dulu di
Dusun tersebut mengalir sebuah sungai, bahkan 2 buah sungai sehingga
terjadi pertemuan 2 sungai di dusun tadi. Setelah kita dapatkan hasil
bahwa yang dimaksud Semarang Tembayat adalah Bayat Klaten dan
Gunung Perahu adalah Watu Prau di Bayat Klaten serta Tempuran adalah
Dusun Tempuran, Desa Kampung, Kec. Ngawen, Kab. Gunung Kidul, maka
menurut tulisan Prabu Jayabaya tadi bahwa lokasi Ratu Amisan berada
di Dekat Gunung Perahu sebelah Barat Tempuran, maka coba kita lihat
ke barat lokasi tempuran, maka akan kita dapati Yogya. Ratu Amisan
berarti dari Yogya.
Urutan gelar Brawijaya:
Brawijaya I: Raden Wijaya (1292-1309 M)
Brawijaya II: Raden Damarwulan (1292-1309 M
Brawijaya III: Prabu Kertawijaya (1447-1451 M)
Brawijaya IV: Prabhu Rajasawardhana (1451-1453 M)
Brawijaya V: Raden Kertabhumi (1453-1478 M)
Setelah
dikejar-kejar anaknya yang masuk Islam, Brawijaya II moksa di
Gunung Lawu, bersama dengan moksanya dua abdinya Semar dan Narada.
Dulu
setelah Prabu Jimbun tiba di Demak, para pengikutnya menyambutnya
dengan gembira dan berpesta ria. Para santri bermain rebana dan
berdzikir, mengucap syukur dan sangat gembira atas kemenangan mereka dan
kepulangan Sang Prabu Jimbun atau Raden Patah. Sunan Bonang
menyambut kepulangan Sang Prabu Jimbun. Sang Raja kemudian melaporkan
kepada Sunan Bonang bahwa Majapahit telah jatuh, buku-buku agama
Buddha sudah dibakari semua, serta melaporkan kalau ayahandanya dan
Raden Gugur lolos. Patih Majapahit tewas di tengah peperangan, Putri
Cempa sudah diajak menugungsi ke Bonang. Pasukan Majapahit yang sudah
takhluk kemudian disuruh masuk Islam. Suanan Bonang mendengar
laporan Sang Prabu Jimbun, tersenyum sambil mengangguk-angguk. Ia
mengatakan peristiwa itu cocok dengan perkiraan batinnya.
Sang Prabu melaporkan bahwa ia telah mampir ke Ampeldenta (pesantren Ampel Gading) untuk menghadap Eyang
Nyai Ageng Ampel. Kepada Eyang Nyai Ageng Ampel ia mengatakan kalau
baru saja dari Majapahit, serta memohon izin bertahta menjadi raja
tanah Jawa. Akan tetapi di Ampel ia malah dimarahi dan diumpat-umpat.
Ia dikatakan tidak tahu membalas kebaikan Sang Prabu Brawijaya II.
Akhirnya ia diperintahkan supaya mencari dan mohon ampun kepada
ayahandanya. Semua kemarahan Nyai Ageng Ampel dilaporkan kepada Sunan
Bonang.
Mendengar hal itu Sunan Bonang, dalam batin merasa
menyesal dan bersalah karena khilaf akan kebaikan Prabu Brawijaya II.
Tetapi karena gengsi dan sudah kepalang tanggung, rasa yang demikian
tadi ditutupi dengan pura-pura menyalahkan Prabu Brawijaya dan Patih,
karena tidak mau pindah agama Islam. Sunan Bonang mengatakan agar
perintah Nyai Ageng Ampel tidak perlu dipikirkan benar, karena
pertimbangan wanita itu pasti kurang sempurna, lebih baik penghancuran
Majapahit dilanjutkan.
Jika Prabu Jimbun menuruti perintah Nyai
Ampeldanta, Sunan Bonang lebih baik akan pulang ke Arab. Akhirnya
Prabu Jimbun berjanji kepada Sunan Bonang untuk tidak menjalani
perintah Nyai Ampel.
Sunan Bonang memerintahkan kepada Sang
Prabu, jika ayahandanya memaksa pulang ke Majapahit, Sang Prabu
diperintahkan menghadap dan meminta ampun akan semua kesalahannya.
Akan tetapi bila beliau ingin bertahta lagi, jangan di tanah Jawa,
karena pasti akan mengganggu orang yang pindah agama Islam. Ia disuruh
bertahta di negara lain di luar Jawa.
Sunan Giri kemudian
menyambung, agar tidak menganggu pengislaman Jawa, Prabu Brawijaya dan
putranya lebih baik di tenung saja. Karena katanya terhadap orang
kafir itu tidak ada dosanya. Sunan Bonang serta Prabu Jimbun sudah
mengamini pendapat Sunan Giri yang demikian tadi.
Buddha
berkata dalam Dhammapada, Sukha-Vagga 201 yang berbunyi:
“Kemenangan membangkitkan kebencian, sedangkan pihak yang kalah
hidup dalam penderitaan. Dengan menanggalkan kemenangan dan
kekalahan, seseorang yang batinnya penuh kedamaian niscaya hidup
berbahagia.”
Makanya
saya menjalankan pemerintahan buddhist bukan untuk mengalahkan
siapapun, melainkan sekedar ikut berperan dalam menimbulkan Bijak, Benar, dan Adil pada lingkungan saya.
“Dengan enam cara seorang bhikkhu melayani umat:
1. Mencegah mereka berbuat jahat.
2. Menganjurkan mereka berbuat kebajikan.
3. Mencintai mereka dengan penuh kasih sayang.
4. Mengajar sesuatu yang mereka belum pernah dengar.
5. Memperbaiki dan menjelaskan sesuatu yang mereka pernah dengar.
6. Menunjukkan jalan ke Nibbana.”
- Sigalovada Sutta.
Yankinci ratanam loke
Vijati vividha puthu
Ratanam Buddhasamam natthi
Tasma sotthi bhavantu te
Yankinci ratanam loke
Vijjati vividha puthu
Ratanam Dhammasamam natthi
Tasma sotthi bhavantu te
Yankinci ratanam loke
Vijjati vividha puthu
Ratanam Sanghasamam natthi
Tasma sotthi bhavantu te
Permata apa pun yang ada di alam ini tak ada satupun yang menyamai tiga permata Buddha Dhamma Sangha. Semoga Anda berbahagia.
Menyambut kalasubha atau jaman senang mulai Desember 2013, saya akan meruwat nusantara:
Namo arahato sammsambuddhassa mahesino
Namo uttamadhammassa svakkhatasseva tenidha
Namo mahasanghassapi visuddhasiladitthino
Namo omatyaraddhassa ratanattayassa sadhukam
Namo omakatitassa tassa vathuttayassapi
Namo karappabhavena vigacchantu upaddava
Namo karanubhavena suvatthi hotu sabbada
Namo karassa tejena vidhimhi homi tejava
Ratanattayanubhavena
Ratanattayatejasa
Dukkharogabhaya vera
Soka sattu cupaddava
Aneka antarayapi
Vinassantu asesato
Jayasiddhi dhanam labham
Sotthi bhagyam sukham balam
Siri ayu ca vanno ca
Bhogam vuddhi ca yasava
Satavassa ca ayu ca
Jivasiddhi bhavantu te
Bhavatu sabbamangalam
Rakkhantu sabbadevata
Sabbabuddhanubhavena
Sada sotthi bhavantu te
Sujudku pada Maha Pertapa, Buddha nan Suci tanpa noda
Sujudku pada Dhamma nan Mulia, yang telah dibabarkan dengan sempurna
Sujudku pada Sangha na Agung yang ber-Sila dan ber-Pandangan Suci
Sujudku pada Sang Tiratana, yang Mulia berkahnya dengan ‘aum’
Sujudku pada Tiratana, yang telah bebas dari kekejaman.
Dengan kekuatan sujudku ini, semoga semua gangguan lenyap.
Dengan kekuatan sujudku ini, semoga semuanya sejahtera.
Dengan kekuatan sujudku ini, semoga saya sukses adanya.
Berkat kekuatan Sang Tiratana
Berkat keampuhan sang Tiratana
Semoga penderitaan, penyakit, bahaya, permusuhan
Kesedihan, malapetaka, bencana dan kesukaran
Serta segala macam rintangan
Semua lenyap tanpa sisa
Kejayaan, keberhasilan, kekayaan, keuntungan
Keselamatan, kemujuran, kebahagiaan, kekuatan
Kemakmuran, panjang usia, kecantikan
Kesejahteraan dak kemashuran, semoga bertambah
Dan panjang usia seratus tahun
Semoga keberhasilan dalam penghidupan menjadi milik anda
Semoga semua berkah ada pada anda
Semoga para dewa melindungi
Dengan kekuatan semua Buddha
Semoga kesejahteraan ada pada anda
7 agama resmi nusantara baru:
Kristen,
seseorang dapat memandangnya memiliki Tuhan. Tuhan dalam agama
kristen adalah Trinitas rohkudus (Brahma), Yahweh (Indra), dan Jesus
(cyborg Tuhan).
Buddha, seseorang dapat bertuhan dengan
menkonsentrasikan tingkahlaku pada 4 hal (cinta, kasih, setiakawan,
keseimbangan) sehingga bukansaja ia bisa bertuhan tapi juga akan
menjadi tuhan setelah kematiannya. Dan jika ia tak memerlukan ibadah
itu ia bisa langsung menjadi biksu saja.
Shambala Kalachakra,
seseorang yang tidak mau menjadi biksu dapat optimal dengan
latihan-latihan tantra (tantra bahasa cinanya adalah taoism, artinya
tehnik) dan saat ia sudah merasa cukup ia dapat mulai melakukan
latihan agama Buddha.
Hindu, seseorang dapat bertuhan
disini. Tuhan dalam hindu adalah trimurti Shiva (cyborg penghancur
dan pakar tehnik dan agama), Brahma (Pencipta), dan Vishnu (arsitek
DNA alam).
Confucianism, seseorang dapat lebih cerdas
dalam hubungan antar manusianya. Tuhannya Brahma beserta seluruh
dewa yang sama dengan hindu cuma berbeda nama.
Taoism, seseorang dapat lebih harmonis. Tuhannya Tao.
Raelism, agama dengan bahasa ilmiah akan Tuhan, alam, dan makhluk-makhluk.